KUACI UNTUK PROSTAT
Anda gemar makan kuaci biji waluh? Sebaiknya kegemaran itu tetap dipeihara. Ada kabar gembira bagi pelahap kudapan ringan. Biji waluh Cucurbita pepo ampuh mencegah dan mengatasi pembengkakan kelenjar prostat. Selain di makan dalam bentuk kuaci, setengah cangkir biji dapat diolah menjadi semacam selai dengan cara di blender. Hasilnya dioleskan di setangkup roti. Rahasianya ada pada hormone beta sitosterol yang dikandung biji waluh.
Zat itu tokcer menekan pembentukan prostaglandin. Kelebihan prostaglandin menyebabkan kelenjar prostat membengkak. Itu akibat meningkatnya kadar dehidritestoteron ketika usia pria terus bertambah. Efeknya uretra tercekik sehingga ketika berurine terasa sakit dan terhambat.
Biji buah penyemarak perayaan Halloween itu juga mengandung alamina, glisina, dan asam glutamate yang diperlukan kelenjar prostat. Asam amino langka semacam karboksifenilalanina, pirazoalanina, asam aminobutirat juga terdapat pada biji waluh. Jadi, kaum pria tetaplah menikmati kuaci biji waluh.
Segelas minuman jahe tak Cuma menghangatkan tubuh. Rimpang Zingiber officinalis itu juga berkhasiat mengatasi serangan vertigo. Penyakit ini muncul akibat gangguan saraf keseimbangan di telinga bagian dalam.
Untuk mengatasinya, panaskan jahe seukuran telur bebek hingga setengah matang. Setelah dimemarkan, iris kecil-kecil dan masukkan dalam cangkir. Seduh dengan air panas dan tambahkan 1 sendok gula pasir. Menurut Djoko Hargono, pemerhati obat tradisional, zat terpene yang dikandungnya akan meredam rasa mual yang menyertai vertigo.
Sebuah senyawa yang ditemukan dalam kunyit bisa berperan sangat penting untuk mencegah dan mengobati kanker usus besar. Para peneliti menemukan bahwa kombinasi 2 senyawa rempah-rempah ini, yaitu kurkumin dan silymarin dapat mengobati kanker usus besar.
Kurkumin adalah bahan aktif dalam kunyit, sedangkan silymarin merupakan komponen yang telah dimanfaatkan untuk mengobati penyakit hati. “Fitokimia mungkin menawarkan pendekatan terapi alternatif untuk pengobatan kanker dan menghindari masalah toksisitas, efek samping kemoterapi,” kata penulis penelitian, Uthayashanker Yehezkiel, Associate Profesor di Saint Louis University, Missouri, Amerika Serikat.
Para peneliti mempelajari sel kanker usus besar pada model laboratorium. Mereka menemukan sel-sel kanker dapat diobati dengan kurkumin, maka dengan silymarin lebih efektif dalam memerangi kanker daripada mengobati sel-sel dengan fitokimia saja.
“Kombinasi dari phytochemical menghambat sel kanker usus besar bertambah banyak dan menyebar. Selain itu, ketika sel-sel kanker usus besar terkena kurkumin dan diobati silymarin, banyak sel-sel yang mengalami kematian,” tutur Yehezkiel.
Karena itu, Yehezkiel melihat metode menggunakan phytochemical cukup menjanjikan dalam membantu mencegah kanker usus besar. Namun, Yehezkiel menganggap bahwa ini baru studi awal, sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Menurutnya, para ilmuwan berikutnya perlu mempelajari bagaimana dampak lain dari kurkumin dan silymarin. Yehezkiel mengatakan, penelitian berikutnya perlu mempelajari senyawa dan mengujinya pada hewan laboratorium sebelum diaplikasikan kepada manusia.