Sering kita tidak menyadari akan sejumlah makanan bergizi di sekeliling kita seperti yang bisa kita temui di dalam coklat. Cokelat sering diidentikkan sebagai makanan yang tidak sehat, padahal cokelat mengandung sejumlah zat gizi yang baik untuk tubuh manusia. Banyak orang yang mengkonsumsi cokelat sebagai salah satu cemilan favoritnya. Namun, banyak orang yang masih belum mengetahui khasiat dari cokelt bagi kesehatan.
Cokelat mengandung theobromine yang bisa menghentikan batuk. Prinsip kerjanya, theobromine menekan aktivitas saraf vagus penyebab batuk. “Theobromine terbukti lebh ampuh dibanding codeine, bahan aktif yang terkandung pada obat batuk” ujar Prof. Maria Belvisi, sang peneliti dari London. Kelebihan lain dari cokelat adalah tidak memiliki efek samping baik pada kinerja jantung maupun sistem saraf pusat.
Menurut Prof. Dr. Ali Khosman, dosen jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, makan cokelat tidak akan menimbulkan kecanduan. Namun, bagi sebgaian orang rasa cokelat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengonsumsinya. Inilah yang disebut chocolate craving. Rindu cokelat bisa karena aromanya, teksturnya, atau manis-pahitnya.
Kerinduan makan cokelat juga sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamin. Ia adalah suatu substansi mirip amphetanine yang dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak. Pada gilirannya ia akan menghasilkan dopamine, pemicu perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Phenylethylamin pun dianggap mempunyai khasiat aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang sedang jatuh cinta atau hati berbunga-bunga.
Di luar semua itu cokelat kaya katekin, antioksidan kuat yang mencegah penuaan dini akibat polusi atau radiasi. Kadar katekin pada cokelat jauh lebih tinggi dibanding teh. Hal tersebut berarti cokelat bermanfaat untuk menunda penuaan.
Kadar lemak dan gula dalam cokelat memang tinggi. Namun, lemak cokelat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol. Konsumsi cokelat daam jumlah wajar dinyatakan aman bagi kesehatan. Hasil penelitian Kris-Etherton dan Mustad menyatakan bahwa mengkosumsi cokelat susu sampai 280 g/hari ternyata tidak meningkatkan konsentrasi kolesterol jahat dan total kolesterol plasma. Bahkan, kadar flavonoidnya yang tinggi dapat menjaga keshatan jantung.