Beragam cara yang dilakukan para pembudidaya buah naga untuk meningkatkan hasil panen buah naganya. Pasar buah naga menghendaki buah naga dengan bobot minimal 350 gram per buah. Jika terlalu besar hingga mencapai 800 gram per buah, konsumen malah menolak untuk membeli.
Secara umum, dalam sekali musim panen akan didapat 60% buah naga yang berbobot kurang dari 350 gram, 30% hasil panen berbobot 350-400 gram sedangkan sisanya berbobot lebih dari 400 gram (10%). Supaya hasil panen memenuhi permintaan pasar, petani menciptakan berbagai teknik salah satu nya teknik potong tiga duri pada buah naga.
Adalah Aris Nugroho, pekebun buah naga asal Kediri, melakukan teknik pemotongan duri untuk memperoleh ukuran buah optimal dan seragam. Tiga duri sebelum bakal buah dikerok dengan bagian tumpul pisau sehingga duri terlepas.
Menurut Aris, perlakuan ini mirip prinsip pemangkasan tunas air pada tanaman buah lain jika sedang berbuah. Penghilangan duri untuk memutus aliran hara ke duri sehingga sebagian besar nutrisi tersalurkan ke bakal buah.
Edhi Sandra MS, ahali fisiologi tanaman dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor menuturkan duri dalam kaktus merupakan evolusi dari daun untuk mengurangi evapo-transpirasi tanaman karena tumbuh di daerah kering dan intensitas matahari tinggi. Karena itu pada kaktus peran daun sebagai pabrik makanan melalui fotosintesis digantikan batang alias sulur yang mengandung klorofil.
Akibatnya duri tidak tumbuh membanyak seperti daun. Fungsi duri hanya sebagai pelindung tanaman dari serangan hewan. Lebih lanjut Edhi berpendapat bahwa perlakuan pemotongan duri tidak berperan nyata terhadap pembesaran buah. Apalagi duri pada buah naga lebih sedikit dibandingkan dengan jenis kaktus lain. Peran pemberian pupuk tetap lebih dominan.
Pemberian Nutrisi Yang Cukup
Pekebun buah naga di Belerang Batam kepulauan Riau, Yarkoni, saat ini lebih intensif memberikan pupuk untuk menghasilkan buah. Dosis pupuk diberikan lebih banyak, karena Yarkoni membiarkan sulur naga tumbuh subur otomatis kebutuhan akan hara lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan akan hara, Yarkoni memberikan pupuk organik berbahan utama kotoran ayam 2 minggu sekali dengan dosis 2 kg per tiang. Ia juga menambahkan pupuk NPK setiap bulannya.
sumber : trubus edisi Oktober 2010