Teknologi pemerah susu sapi – Teknologi pemerah susu sapi yang canggih dapat ditemui apabila berkunjung ke National Research intitute for animal husbandy, di Amsterdam, Belanda. Teknologi tersebut dapat menjadikan seorang peternak mampu memerah 60-70 sapi/jam, dan hasilnya pun pun luar biasa seekor sapi dengan bobot 500-700 kg mampu menghasilkan 22-25 L susu/hari.
Tingginya produksi lantaran pakan dan teknologi pemerahan susu yang canggih. Sebanyak 15 perusahaan pengelolaan susu terkemuka di Belanda seperti Campina dan Coberco-friesland menggunakan sistem mekanisasi untuk memerah sapi, dan hasil susunya tentu steril serta berkualitas tinggi. Tak heran jika Belanda merupakan salah satu negara pemasok susu sapi nomor wahid di dunia.
Kehebatan teknologi pemerahan susu sapi telah di terapkan di daerah Nongkojajar, Pasuruan, Jawa Timur yaitu di Koperasi yang menaungi 18 pos pemerahan sapi. Teknologi tersebut tebukti dapat meningkatkan hasil perah susu hingga 2 kali lipat. Teknologi pemerahan susu sapi terbilang mudah dan praktis dalam aplikasinya. Cukup memasang 4 cluster (tabung penyedot susu) ke puting sapi, lalu beberapa kran dibuka, susu langsung mengalir di selang 2,40 m menuju galon penampung.
Itulah lantaran pemerahan menggunakan tekanan udara hampa. Selang setebal 5-10 cm iyu dibekali camp (capitan) dan valve alias kran pada posisi tertentu di atas tabung penampung. Capitan itu berfungsi mengalirkan tekanan udara berkekuatan 48 kilo pascal (kPa) ke cluster.
Istimewanya cengkraman 4 cluster itu akan berkurang secara otomatis bila volume susu juga berkurang. Teknologi pemerahan susu sapi dapat menekan sekecil mungkin bakteri yang muncul dalam susu sapi perah. Teknologi tersebut dapat menghasilkan susu bebas bakteri lantaran nilai Total Plate Count (TPC) susu setelah diperah sangat rendah. TPC merupakan standar penilaian jumlah bakteri dalam susu sapi yang memenuhi standar pengolahan susu. Standar SNI untuk TPC harus di bawah 1-juta.
Standar yang masuk klasifikasi juga beragam. Di dunia susu perahan di kenal istilah total solid (TS). Susu yang mengandung TS minimal 12% dimasukkan dalam kelas pertama. TS dibagi dua golongan solid fat (SF) dan solid non-fat (SNF). Susu yang baik mengandung 4-4,5% SF dan 8,25-8,50% SNF.
Untuk mendapatkan kandungan TS yang tinggi, waktu pemerahan pertu diperhatikan. Pemerahan sebaiknya dilakukan 12 jam sekali, itu dikarenakan kondisi hormon penghasil susu pada tubuh sapi meningkat setelah 12 jam. Baik dilakukan pada pukul 03.00 dan 15.00. Jumlah perbandingan susu pagi dan sore sekitar 60:40.